Rabu, 16 Maret 2016

POHON SAHABI




Pohon Sahabi yang menjadi saksi bisu pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan biarawan kristen bernama Bahira telah ditemukan kembali oleh Pangeran Ghazi bin Muhammad dan otoritas pemerintah Yordania ketika memeriksa arsip negara di Royal Archives.


Mereka menemukan referensi dari teks2 kuno yang menyebutkan pohon Shabi berada di wilayah padang pasir di utara Yordania.

Setelah 1400 tahun berlalu pohon ini ditemukan masih hidup dan tetap tumbuh kokoh ditengah ganasnya gurun Yordania.

Bersama beberapa ulama terkenal termasuk Syekh Ahmad Hassoun, Mufti Besar Suriah, Pangeran Ghazi mengadakan pengamatan... dan ternyata benar pohon tua itulah yang disebutkan dalam catatan biarawan Bahira.

Kini pohon tersebut dilestarikan oleh pemerintah Yordania dan dipantau secara rutin keberadaannya. Keberadaan pohon ini memang cukup unik dan dinilai tidak cocok tumbuh dilingkungan sekitarnya. Pasalnya lingkungan sekitar pohon itu merupakan tanah kering dan sangat gersang; sementara pohon Sahabi menjadi satu-satunya pohon yang tumbuh subur dengan daun yang rimbun. Kondisi ini menentang kegersangan dan ketiadaan warna dari lingkungan disekitar pohon. Meskipun kekuatan matahari ditengah gurun sangat terik, namun akan terasa teduh ketika berada di bawah pohon ini.

Tiga manuskrip kuno yang ditulis oleh Ibn Hisham, Ibn Sa'ad al Baghdadi dan Muhammad Ibn Jarir at Tabari menceritakan tentang kisah Bahira yang bertemu dengan bocah kecil calon Rasul terakhir.

Saat itu Muhammad baru berusia 9 atau 12 tahun. Ia menyertai pamannya Abu Thalib dalam perjalanan untuk berdagang ke Suriah. Pada suatu hari Biarawan Bahira mendapat firasat kalau ia akan bertemu dengan sang nabi terakhir. Tiba-tiba ia melihat rombongan kafilah pedagang arab dan melihat pemuda kecil yang memiliki ciri-ciri sesuai yang digambarkan dalam kitabnya. Kemudian Bahira mengundang kafilah tersbut dalam sebuah perjamuan. Semua anggota kafilah menghadirinya kecuali anak yang ia tunggu-tunggu. Ternyata Muhammad kecil sedang menunggu di bawah pohon untuk menjaga unta-unta.. Bahira keluar mencarinya dan ia sangat takjub menyaksikan cabang-cabang pohon Sahabi merunduk melindungi sang anak dari terik matahari, dan segumpal awan pun ikut memayungi kemanapun ia pergi. Bahirapun meminta agar bocah kecil tersebut diajak serta berteduh dan bersantap dalam perjamuan. Dia pun segera meneliti dan menanyai pemuda kecil ini dan menyimpulkan bahwa dia adalah utusan terakhir yang dijelaskan dalam Alkitab, Bahira pun meyakinkan paman anak itu, yakni Abu Thalib untuk segera kembali ke Makkah karena orang-orang Yahudi tengah mencari Muhammad untuk membunuhnya.

Setelah berselang 1400 tahun kemudian, pohon yang pernah meneduhi Muhammad kecil masih berdiri tegak, menjadi satu-satunya pohon yang berhasil hidup ditengah padang pasir yang gersang untuk waktu yang panjang dan siapapun masih bisa menyentuh dan berlindung dibawah cabangnya yang senanntiasa rimbun...